Dua - dari Fat untuk Nona


Sepenggal kisah ..

... dari Fat untuk Nona ...




"Aku sedang suntuk, Fat"

Nona menepis sunyi dengan kalimatnya.

"Kenapa,Non?"

"Bingung. Tak bisa ku menjelaskan"

"Dengarkan syair-syair bernadamu. Berimajinasilah,Non"

Nona memutar sepenggal syair, ia mengikuti iramanya. Dan Fat tersenyum melihatnya.

"Fat, sudah"

"Merasa lebih baik,Non?"

"Sedikit. Terimakasih, Fat"

Fat membawa vespanya menepi. Ia berdiri, memegang jari jemari milik Nona.

"Non?"

"Kenapa?"

"Boleh lihat mataku?"

Nona menatap manik mata Fat.

"Non,dengarkan. Aku tak ingin kedatanganku disambut dengan sedihmu selalu. Mana bahagiamu?"

"Entah kemana,Fat"

"Untuk diriku, untuk semestamu, tunjukan bahagiamu Non"

Mereka berdua saling menatap dengan tegas. Dengan memikirkan hal yang berbeda.

"Sedihku karnamu,Fat. Bahagiaku,sedikit karnamu" dalam hati Nona.

"Maaf,Non. Untuk manik mata kesedihan" dalam hati Fat.


Fat mengusap lembut pucuk kepala Nona.

"Fat, boleh aku bertanya?"

"Dipersilahkan,Non"

"Kita ini apa?"

"Tak tau,Non. Untuk pertanyaan semacam itu aku tak mampu menjawabnya"

"Bagaimana perihal perasaanmu, Fat?"

"... Malam semakin larut,Non. Kita lanjut ya"

Sekali lagi, Fat mengusap lembut pucuk kepala Nona. Ketika Fat menyalakan Vespanya, turunlah air mata Nona.


"Maaf,Non" 

Fat berbicara pelan dengan hati yang sesak. 







*n
Jakarta, 30 Juni


Komentar

Postingan Populer